- Buat kakak-kakak kelas kami semua mohon dukungannya,
- Buat rekan-rekan seangkatan mohon lebih semangat dalam usaha membangun jaringan keluarga yang kita mulai dari angkatan 96 ini,
- Buat adik-adik siapapun boleh bergabung dengan kita agar ikatan alumni ini semakin kuat yang pastinya akan sangat bermanfaat.
Sekilas dibalik cerita tentang suatu istilah yang masih dianggap ”keramat” bagi para pencari ilmu yang gigih untuk mewujudkan cita dan karsanya.
Kebanggaan dan rasa keberhasilan, tatkala pecah dinding keinginan menembus tekad yang kuat untuk ”diakui” sebagai manusia yang ”penting” dan ”dipentingkan”.
Dan sebaliknya, keterpurukan dalam hina merasa dunia telah selesai sesaat, tatkala tombak berpena itu ”patah” berhamburan isinya gagal menembus cita dan mengotori jiwa yang hampir rusak oleh permainan otak yang dikendalikan oleh ke-aku-an dalam diri.
Kata keramat itu bernama UMPTN
(Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pada waktu itu.
Sama seperti yang saya rasakan, tatkala atribut ”Gagal” melekat erat di pundak karena tidak bisa masuk UMPTN. Waktu itu pilihan saya adalah ITB. Bagai pecundang yang berjalan gontai, berusaha meraih mencicipi sedikit manisnya ”keberhasilan” yang selalu melekat dari SD sampai masuk SMA. Saya mencoba peruntungan melalui STAN, D3 Ekonomi UGM dan D3 Elektro UGM. Dan lengkaplah sudah atribut ”Dungu” terlampir dalam pakaian yang saya kenakan setiap hari. Karena semuanya gagal lolos!!
Satu-satunya jalan untuk kembali mengangkat citra diri agar ”kelihatan” dipentingkan oleh orang yang memandang saya, adalah masuk ke Perguruan Tinggi Swasta bergengsi dan ternama dengan biaya yang pasti akan mencekik leher orang tua saya. Dan dinilai dari kategori harta dunia, orang tua saya tidak kaya. Walaupun dari kategori yang lain beliau berdua dikategorikan sangat kaya. (untuk kategori yang kedua ini akan saya posting di lain waktu).
Sampai akhirnya, tumpukan brosur yang basah oleh hujan sampai kering kembali, dan lusuh terinjak-injak kaki-kaki para pencari sekolah, saya pungut dan bersihkan. Samar-samar saya baca, A... MI.. KOM...
Ya Tuhanku!!! Apalagi ini, sangat asing terdengar di telinga!! dimana perguruan tinggi swasta lainnya berstatus disamakan, diakui, sejeleknya terdaftar, lha ini...!!!?? TERDENGAR saja baru kali ini saya mengetahui.
Fitrah takdir dan jalan hidup manusia adalah MISTERI. Lentera hati dalam nurani yang paling dalam menuntun saya untuk MENERIMA, apa yang saya pungut dijalan menjadi jalan hidup yang mesti ditempuh.
Di amikom saya diajarkan untuk menjadi ”MANUSIA” yang sebenarnya. Sistem pendidikan yang berbasis pada kekuatan potensi diri untuk dapat ”menerima” KELEBIHAN yang Tuhan berikan, menjadi mesin penggerak kemampuan cipta, rasa dan karsa saya dengan mudah mencerna segala ilmu yang saya pelajari. Titik kunci disini adalah FOKUS dan ISTIQOMAH (tetap pada jalan kebaikan). Maka berbagai istilah seperti disiplin, toleransi, tekun, rajin, cerdas, dan sebagainya menjadi kata-kata berikut yang mengikutinya.
Dua setengah tahun saya menyelesaikan D3 saya dan masuk 10 besar terbaik untuk jurusan Teknik Informatika. Prinsip saya: Lebih baik menjadi ”SOMEBODY” dikolam yang kecil daripada menjadi NOBODY dikolam yang besar.
Dan BENAR! Disinilah saya mendapatkan segala yang saya impikan! Hobi bermusik dan darah seni yang mengalir, pemenuhan materi, keinginan untuk menjadi orang ”penting” dan ”dipentingkan”, terjawab sudah doa saya dan kedua orang tua saya.
Melalui Amikom, saya belajar tentang hidup dan kehidupan, orang kere yang bisa naik pesawat terbang GRATIS (pada waktu itu), menginap di hotel-hotel mewah, berkenalan dengan orang-orang yang dianggap ”penting” oleh khalayak, mengerjakan proyek-proyek yang dianggap ”penting” oleh pemerintah RI, membagi ilmu kepada mahasiswa-mahasiswa saya, mengatur derap langkah 40 orang pekerja untuk menyamakan visi korporasi perusahaan yang dipercayakan kepada saya, diberikan kesempatan untuk menorehkan nama pada 2 buku saya yang telah beredar. Dan diberi kesempatan untuk memenuhi halaman pertama Google Search Engine tatkala nama lengkap saya diketikkan.. (lah.. yang terakhir ini agak narsis).
Saya sekarang bekerja sebagai General Manager untuk PT. Mataram Surya Visi (MSV Pictures), unit bisnis STMIK AMIKOM Yogyakarta, dengan memimpin 3 divisi, Production House & Multimedia, Cartoon Movie & Animation, dan News Production untuk RBTV. Pekerjaan sampingan saya sebagai Dosen Multimedia dan Mendadak Penulis.
Di sepanjang karir, saya mengakui keterbatasan otak kiri saya, maka saya memilih opsi ke-tiga dari tiga opsi menurut definisi keinginan menjadi sukses Bob Sadino, yaitu:
jika kamu ingin sukses kamu harus:
Menjadi Yang Pertama, atau kalau tidak bisa,
Menjadi Yang Terbaik, atau kalau tidak bisa lagi,
Jadilah yang BERBEDA!
Cerita ini untuk mengingatkan betapa pentingnya sebuah arti ”PERCAYA DIRI” dan mengikuti lentera hati untuk mulai melangkah. Bagi para sahabat yang pernah mengalami sulitnya menembus UMPTN, dan telah menemukan lentera hatinya, yakinlah, UMPTN bukan segalanya. (tidak bermaksud mengecilkan makna). Tetapi jika UMPTN yang menjadi jalannya, bersyukurlah karena tidak semua orang diberi kesempatan. Semua adalah jalan yang mesti mau nggak mau harus ditempuh.
Dari definisi BERHASIL yang saya pahami (belum tentu menurut Anda), Saya sekarang merasa telah BERHASIL dan ingin lebih.
Semoga cerita ini bermanfaat dan memberi inspirasi...
Bagi rekan-rekan yang memiliki pengalaman tentang UMPTN mari berbagi cerita
Selamat mencari lentera hati.
Salam.
Aryanto Yuniawan
Alumni SMAN 1 Magelang Angkatan 96
0 komentar:
Posting Komentar