Selasa, 21 Oktober 2008

Pak Pur

Saya mengingat Pak Pur. Ini adalah guru mata pelajaran PMP. Kini pelajaran itu sudah berganti nama. Saya tidak pernah lagi mendengar kabar guru saya satu ini. Yang saya kenang adalah dia guru yang masuk kategori lucu. Sepertinya dia lebih suka menyanyi daripada mengajar. Di perpisahan akhir sekolah, saya ingat, dia menyanyi di panggung dengan suara yang—meminjam istilah teman-teman Sinema Indonesia—masuk kategori KBA (Kalau Berhenti Alhamdulillah..).Saya sama sekali lupa dengan apa-apa yang diajarkannya karena ia seperti nyaris tidak mengajar di kelas. Mungkin ini karena pelajaran yang dia ampu adalah pelajaran paling membosankan yang pernah dibuat oleh manusia. Barangkali Pak Pur juga merasakan itu dan melampiaskan dengan cara mengajar yang di luar kebiasaan itu. Atau barangkali pula Pak Pur sadar bahwa “moral” tidak bisa ditransfer dari guru ke murid sehingga ia perlu mengajarkannya dengan cara-cara guru silat misterius. Ingat sinto gendeng?atau dewa mabuk?

Pancasila saat saya SMA juga menjadi sesuatu yang sungguh membosankan. Dari SD, kita diajari dan diminta menghafal itu-itu terus. Dan tak boleh dibantah.

Tapi, saya mengingat Pak Pur, justru pada hari-hari ini ketika sebagian orang mulai berusaha memaksakan standard moral yang mereka miliki kepada semua orang….

0 komentar:

 
© Copyright by SMANSA MAGELANG  |  Template by Blogspot tutorial